Kamis, 13 Desember 2012

Tugas mandiri 

Sistem Logistik Nasional 

Paparan mlri pada semnas pertanian unpad 27 09-2012 — Presentation Transcript

  • 1. SISTEM LOGISTIK NASIONAL DAN PRAKTIK BISNIS PERTANIAN INDONESIA Togar M. Simatupang & Setijadi Masyarakat Logistik dan Rantai Pasok Indonesia (MLRI) Disampaikan pada Seminar Nasional Logistik Pertanian yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi dan Kelembagaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Padjadjaran di Jatinangor Sumedang pada tanggal 27 September 2012
  • 2. AgendaKondisi Pertanian IndonesiaSistem Logistik NasionalAnalisisRekomendasi 2
  • 3. KONDISI PERTANIAN INDONESIA 3
  • 4. PERTANIAN INDONESIA DI PERSIMPANGAN JALAN Kontribusi pertanian dalam pembangunan ekomomi (Kuznets,1964; Todaro,2000): Import tinggi Petani terpinggirkan 1. Pertanian sebagai penyerap tenaga kerja 2. Kontribusi terhadap pendapatan 3. Kontribusi dalam penyediaan pangan PERTANIAN Organisasi tani 4. Pertanian sebagai penyedia bahan baku DI PERSIMPANGAN kurang berfungsi 5. Kontribusi dalam bentuk kapital JALAN 6. Pertanian sebagai sumber devisa Infrastruktur pertanian terabaikan Akses lembaga keuangan lemah Investasi rendah Akses pasar lemahSumber: Apriyantono (2004)
  • 5. Kondisi Pertanian Indonesia  Pelaku Pertanian (Sumber Daya Insani; SDI) » Petani » Buruh tani •Belum terintegrasi menjadi kekuatan » Pengusaha Pertanian ekonomi nasional (lemahnya sistem & » Pengepul Pemerintahan) » Pedagang •Belum saling memberdayakan » Super Market (kemitraan) tetapi memperdayakan » Eksportir (eksploitatif) dengan ego sektoral » Importir •Belum ada hubungan yang adil satu » Pengusaha Saprotan dengan yang lain » Pedagang Saprotan » Pemerintah ISUE PENTING » Perguran Tinggi & Lembaga Penelitian •Moral Hazard » Perbankan •Pasar Bebas •Otonomi DaerahSumber: Apriyantono (2004)
  • 6. LEMBAGA SWADAYA PEMERINTAH MASYARAKAT PERGURUAN LEMBAGA LEMBAGA PERBANKAN TINGGI PENELITIAN PENYULUHAN PENGUSAHA PENGUSAHA AGRO- EKSPORTIR SAPROTAN PERTANIAN INDUSTRI SUPER PEDAGANG PENGEPUL MARKET SAPROTAN PETANI KONSUMEN TENGKULAK PEDAGANG PASAR BURUH TANI IMPORTIR DIAGRAM POLA INTERAKSI PELAKU PERTANIAN INDONESIASumber: Apriyantono (2004)
  • 7. PERMASALAHAN PETANI DAN PERTANIAN INDONESIA PASAR DAN TATA NIAGA INFORMASI KEPEMILIKAN LAHAN KEBIJAKAN NASIB PETANI BIROKRASI DEPTAN PETANI INDONESIA MODALORGANISASI TANI KETERAMPILAN MENTALITAS TEKNOLOGI 7 Sumber: Apriyantono (2004)
  • 8. SISTEM LOGISTIK NASIONAL 8
  • 9. Sislognas & MP3EI Misi Ekonomi Indonesia 2025 “Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur” MP3EI 1 2 Koridor Konektivitas Ekonomi Sistem Logistik Nasional Meningkatkan Meningkatkan Daya Saing Kesejahteraan IPTEK / IPTEKS INOVASI 3 Sumber: Paparan Sislognas 2012• Cetak Biru merupakan arah dan pola pengembangan Sislognas pada tingkat kebijakan makro yang dijabarkan lebih lanjut dalam RKP dan RK-Kementerian/Lembaga setiap tahunnya• Cetak Biru berperan dalam mencapai sasaran RPJMN, menunjang Implementasi MP3EI, dan 9 mewujudkan visi ekonomi Indonesia Tahun 2025
  • 10. CETAK BIRU Sistem Logistik Nasional... • Berbasis Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) PENDEKATAN • Paradigma: ship follows the UTAMA trade & ship promotes the trade • Menggunakan pendekatan 6 kunci penggerak utama logistik (six key drivers)Sumber: Sislognas (2012) 10
  • 11. Enam Penggerak Utama Sislognas Komoditas Utama (Key Commodity) Daya saing Nasional Infrastruktur Logistik Pelaku dan Penyedia Jasa Sumber Daya Manusia (SDM) Logistik Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kesejahteran Masyarakat Harmonisasi RegulasiSumber: Sislognas (2012) 11
  • 12. Visi, Misi dan Tujuan Visi 2025 Locally Integrated, Globally Connected for National Competitiveness and Social Welfare Misi1. Memperlancar arus barang secara efektif dan efisien untuk menjamin pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan peningkatan daya saing produk nasional di pasar domestik, regional, dan global.2. Membangun simpul simpul logistik nasional dan konektivitasnya mulai dari pedesaan, perkotaan, antar wilayah dan antar pulau sampai dengan Pelabuhan Hub Internasional melalui kolaborasi antar pemangku kepentingan. Tujuan Memperlancar arus barang secara efektif dan efisien 1. Menurunkan biaya logistik, memperlancar arus barang dan meningkatkan pelayanan logistik sehingga meningkatkan daya saing produk nasional di pasar global dan pasar domestik. 2. Menjamin ketersediaan komoditas pokok dan strategis di seluruh wilayah Indonesia dengan harga yang terjangkau sehingga mendorong pencapaian masyarakat adil dan makmur, dan memperkokoh kedaulatan dan keutuhan NKRI; 3. Mempersiapkan diri untuk mencapai target integrasi logistik ASEAN pada tahun 2013, integrasi pasar ASEAN pada tahun 2015, dan integrasi pasar global pada tahun 2020 12Sumber: Sislognas (2012)
  • 13. Jaringan Sistem Logistik Nasional Desa Pelabuhan Hub Internasional AFRIKA Pelabuhan Hub Antar Pulau Internasional Desa Kota/ EROPA Desa Kab Desa Desa Kota/ Pelabuhan Hub Pelabuhan Hub Kab Antar Pulau Internasional Internasional Indonesia ASIA Desa Desa Kota/ Desa Kab Antar Pulau Pelabuhan Hub Internasional Pelabuhan Hub AMERIKA Desa Internasional AUSTRALIA Integrasi Jaringan Lokal dan Nasional Koneksi Jaringan Global 13Sumber: Sislognas (2012)
  • 14. Milestone Kinerja Logistik Nasional sampai 2025 14Sumber: Sislognas (2012)
  • 15. 1 DRIVER: Komoditas Penggerak Utama  Terwujudnya sistem logistik komoditas penggerak utama (key commodities) yang mampu meningkatkan daya saing produk nasional baik di pasar domestik, pasar regional maupun di pasar global  Tenjamin ketersediaan barang, kemudahan mendapatkan barang dengan harga yang terjangkau dan stabil, serta rendahnya disparitas harga antar wilayah di Indonesia  Penghela (driver) dari seluruh kegiatan logistik. Penyebaran Pusat Distribusi Regional dan Pusat Distribusi propinsi yg berfungsi sebagai cadangan penyangga nasional dan provinsi 15Sumber: Sislognas (2012)
  • 16. Jaringan Transportasi Laut sebagai Backbone Logistik Maritim Legend: Konektivitas: Pusat Distribusi Provinsi By sea / by rail By sea / by rail / by land By land / by rail / by sea Pusat Distribusi Nasional Short Sea Shipping Pelabuhan Pengumpan di setiap Kabupaten/Kota, dan Pelabuhan Pengumpul pada setiap Propinsi, Pelabuhan Utama pada beberapa pelabuhan pengumpul tertentu yang memenuhi kriteria, dan Pelabuhan Hub Internasional di Kuala Tanjung untuk Wilayah Indonesia Barat dan Bitung Untuk Wilayah Indonesia Timur 16Sumber: Sislognas (2012)
  • 17. ANALISIS 17
  • 18. 1. Komoditas Utama• Masalah komoditas pertanian dari aspek-aspek: ketersediaan, kemudahan mendapatkan dengan harga yang terjangkau dan stabil, serta disparitas harga antar wilayah di Indonesia.• Komoditas pertanian membutuhkan penanganan khusus, terutama berkaitan dengan sifat kerusakan atau membusuk (perishable). 18
  • 19. 2. Infrastruktur Logistik• Kondisi infrastruktur logistik untuk pertanian belum memadai: – Pelabuhan: Jumlah dan lokasi pelabuhan kurang mendukung untuk transportasi komoditas pertanian – Fasilitas pelabuhan: Kurangnya fasilitas untuk penanganan komoditas pertanian, seperti penyimpan dingin (cold storage)• Infrastruktur logistik pantai (short sea shipping)• Infrastruktur logistik desa (urban logistics) 19
  • 20. 3. Pelaku dan Penyedia Jasa• Penanganan komoditas pertanian membutuhkan kemampuan khusus, baik pelaku maupun penyedia jasa logistik.• Kemampuan tersebut mencakup: modal, teknologi, jejaring, manajemen logistik, penanganan produk, dan sistem informasi. 20
  • 21. 4. Ahli Logistik Pertanian• Penanganan komoditas pertanian membutuhkan manusia bersumberdaya dengan keahlian khusus.• Lembaga pendidikan dan pelatihan manajemen teknologi logistik pertanian (persediaan, transportasi, pergudangan, saprotan, budi daya, biaya logistik, kinerja logistik, dan pasar)• Lembaga sertifikasi uji kompetensi 21
  • 22. 5. Teknologi Informasi dan Komunikasi• Rantai pasok pertanian memerlukan informasi pasar, ketersediaan, cuaca, kondisi tanah, masukan, kualitas, dan transaksi.• Pengiriman komoditas pertanian membutuhkan kecepatan dan ketepatan.• Teknologi informasi dan komunikasi dibutuhkan untuk mendukung perniagaan dan kecepatan proses pengiriman komoditas pertanian.• Aplikasi komputasi awan (cloud computing) dalam pertanian cerdas (smart farming).• Kemampulacakan (trace and track). 22
  • 23. 6. Harmonisasi Regulasi• Penentuan pelabuhan impor hortikultura mempengaruhi daya saing komoditas lokal.• Peraturan keamanan pangan.• Insentif peningkatan produktivitas dan kerjasama antar pelaku• Pemanfaatan permintaan (pasar) lokal, koridor ekonomi, dan internasional• Akses energi• Pembiayaan yang efektif• Partisipasi swasta 23
  • 24. REKOMENDASI 24
  • 25. Konektivitas dan Pengembangan 6 Koridor Prioritas
  • 26. Framework for Implementation Locally Integrated and Globally Connected for National Competitiveness and Social MP3EI Wellfare SDM SDM SDM Regulasi dan Kebijakan Corridor Papua & Maluku P Infrastruktur Transportasi K Corridor Sulawesi R O Saluran Distribusi O D N S Corridor Kalimantan Grosir Distributor Pasar Ritel U S U M Corridor Bali dan Nusra Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik E N E N Corridor Jawa Infrastruktur Infomasi (TIK) Corridor Sumatra Regulasi dan Kebijakan SDM SDM SDM Program and Action Plan Ministries, Strategy, Program, and Action Province/Regency/City Plan Mid Term of National Development Plan 26Sumber: Sislognas (2012) Background Substances The challenges of implementation
  • 27. Logistik Segar: Imbal-balik Mutu ProdukPelayanan Biaya
  • 28. M4P (market for the poor) Approach (ILO, 2005) 28
  • 29. Analisis ProsesSender ReceiverPetani Konsumen 29
  • 30. Usulan Logistik Pertanian• Perubahan pola pikir individual menjadi berpikir rantai pasokan pertanian mulai dari hulu sampai hilir termasuk dinamika dan keberlanjutannya.• Pertanian memberikan konten terhadap pengembangan koridor ekonomi: – Pemenuhan pangan dan gizi komunitas lokal baik pasar terstruktur maupun tradisional. – Pendorong ekspor untuk produk unggulan – Pendorong terjadinya investasi langsung• Pengembangan logistik pertanian berkelanjutan: planet (aliran barang yang mempertimbangkan aliran energi dan zat), people (sistem teknis yang mempertimbangkan kelembagaan dan manajemen pengetahuan), dan profit (keterpaduan untuk memperbaiki hubungan, pengurangan biaya, dan peningkatan mutu).• Logistik pertanian terpadu mulai dari budi daya sampai pasar dengan mutu yang lebih baik.• Pengembangan sistem manajemen keamanan pangan, sistem pelacakan dari kebun sampai pasar, dan taman agro.• Penelitian dan pengembangan teknologi penyimpanan dan pemrosesan, misalnya sistem penyimpanan dingin.• Pemberian insentif inovasi logistik kepada para pelaku.• Pengembangan bank pertanian dan pasar komoditas.• Pembentukan Kementrian Budidaya dan Industri Pertanian yang mencakup logistik terpadu.
  • 31. TERIMA KASIH 31
  • 32. Referensi• Apriyantono, A. (2004), “Pembangunan Pertanian di Indonesia”, Kementrian Pertanian RI.• Peraturan Presiden No. 12 tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional. 32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar